Rabu, 01 Desember 2010

STRATEGI PENGORGANISAIAN PEMBELAJARAN PKn
Konsep: Kedisiplinan

Dalam pengorganisaian pembelajaran PKn ada dua tahap yaitu tahap pencapaian konsep dan tahap klarifikasi nilai. Dalam tahap pencapaian konsep terdapat tiga kegiatan utama seorang guru yaitu eksposisi, fasilitasi, dan justifikasi. Dan dalam tahap ini juga terdapat tiga kegiatan utama seorang siswa yaitu observasi, analisis, dan konseptualisasi. Tahapyang kedua yaitu klarifikasi nilai, tahap ini merupakan kegiatan utama seorang siswa, jadi hanya mempunyai sedikit peran untuk mengantarkannya. Kegiatan-kegiatan tersebut mempunyai pola urutan kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan

1.Eksposisi
Kegiatan pertama dalam pencapaian konsep adalah eksposisis dari seorang guru. Disini seorang guru mempunyai tugas untuk menjelaskan dan memaparkan tentang kedisiplinan. Guru bisa menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran agar siswa lebih paham dan lebih mudah untu mengingatnya kembali. Guru menjelaskan tentang arti kedisiplinan yaitu sikap selalu menaati peraturan. Disiplin diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang teratur. Guru juga menjelaskan bahwa kedisiplinan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di jalan, di sekolah, maupun di masyarakat.

2.Observasi
Setelah guru menjelaskan tentang kedisiplinan kemudian siswa mulai melaksanakan kegiatan observasi. Disini siswa mengamati arti dari kedisiplinan dan mulai mencari informasi tentang contoh-contoh kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga membaca buku untuk mencari informasi tentang kedisiplinan itu, dan mungkin juga melakukan tanya jawab dengan temannya untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kedisiplinan itu.

3.Fasilitasi
Kemudian seorang guru memberikan fasilitas berupa stimulus kepada siswa untuk di analisis. Stimulus itu dapat berupa pertanyaan atau masalah tentang kedisiplinan. Stimulus diberikan oleh guru kepada siswanya adalah untuk merangsang agar siswa tersebut mampu menganalisis suatu permasalahan. Misalnya guru menanyakan kepada siswa “Mengapa kedisiplinan perlu itu perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?”.

4.Analisis
Siswa akan menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru dengan cara menganalisisnya. Misalnya siswa menjawab bahawa kedisiplinan itu perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur. Kemudian dalam diri siswa akan muncul pertanyaan, “Bu, jika kita tidak disiplin berarti tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga berakibat buruk terhadap orang lain?”.

5.Justifikasi
Guru memberikan penegasan dan pemantapan bahwa kedisiplinan itu memang sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur. Dan guru juga membenarkan bahwa tindakan tidak disiplin itu akan mengganggu aktivitas orang lain yang mengakibatkan hidup menjadi tidak teratur. Sebagai contoh apabila tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan, maka bisa terjadi kecelakaan yang mengakibatkan jalan macet dan menimbulkan luka pada orang lain.

6.Konseptualisasi
Setelah mendapatkan penguatan dari guru siswa menjadi lebih paham tentang kedisiplinan dan mulai mengambil suatu kesimpulan bahwa disiplin itu adalah tindakan selalu mentaati aturan yang berlaku. Disiplin itu diperlukan untuk mewujudkan kehidupan yang tertib dan teratur. Melanggar aturan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

7.Konsep dan Nilai
Setelah kegiatan pencapaian konsep diatas, selanjutnya siswa akan menyatukan konsep dan nilai yang dia miliki tentang kedisiplinan. Disini guru hanya terlibat untuk mengingatkan kembali agar siswa mampu berfikir lebih luas lagi tentang kedisiplinan.


8.Membentuk Opini
Sampai pada tahap ini siswa akan berangan, membayangkan, dan kemudian membentuk suatu pendapat bahwa kedisiplinan itu wajib untuk dilaksanakan oleh setiap individu. Kemudian guru memberikan suatu masukan lagi agar siswa mampu membuat suatu keputusan yang tepat, misalnya “Bagaimana jika tidak ada yang menerapkan kedisiplinan?”.

9.Membuat Keputusan
Kemudian dari opini mereka sendiri dan dari masukan guru, siswa membuat suatu keputusan bahwa dia akan menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di jalan, di sekolah, dan di masyarakat. Karena jika tidak ada yang menerapkan kedisiplinan maka kehidupan tidak akan tertib dan tertur.

10.Melakukan Tindakan
Setelah siswa membuat keputusan, akhirnya siswa mulai melaksanakan hidup disliplin. Tindakan ini dimulai dari diri sendiri dan dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Misalnya bangun pagi kemudian merapikan tempat tidurnya, apabila berangkat sekolah dengan mengendarai sepeda maka akan selalu hati-hati dan jalan di sebelah kiri, setelah tiba di sekolah sebelum mulai belajar selalu berbaris terlebih dahulu, dan bermain pada tempatnya agar tidak mengganggu masyarakat lainnya. Demikian wujud dari konsep kedisiplinan yang diterapkan pada diri siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar