Rabu, 29 Desember 2010

Reposisi Teori Otak

A.Tiga Tingkat Otak dan Keterbakatannya.
Manusia memiliki tiga tingkatan otak yaitu otak reptil, limbik, dan neokorteks. Masing-masing bagian otak tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Otak reptil berfungsi sebagai pengontrol pernafasan, denyut jantung, dan reaksi insting saat berada dalam bahaya atau situasi terancam. Seseorang yang mempotensikan otaknya pada tingkat ini tak dapat berpikir rumit dan hanya mengendalikan nafsu semata. Otak limbik berfungsi menyeimbangkan hormon, mengendalikan emosi, rasa lapar, haus, dorongan seksual, serta bagian-bagian penting dari ingatan jangka panjang. Dan neokorteks memiliki fungsi untuk mengendalikan semua hal yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan manusia, sehingga dalam bertindak tak hanya mementingkan nafsu dan egonya.
Struktur otak manusia bervariasi sesuai dengan bakat seseorang yang merupakan pembawaan sejak lahir. Tidak semua orang mampu mengembangkan bakat mereka. Hal itu terjadi karena otak kurang siap untuk dikembangkan dan di aktualisasikan sampai tingkat potensi tertinggi. Dalam konteks akademik, anak yang berbakat sering dikucilkan dan sering mendapat julukan yang malah membuat anak tersebut terbebani, sehingga mereka akan cenderung untuk tidak mengembangkat bakat dan terjadilah kesenjangan antara potensi dan prestasi yang dia peroleh. Untuk menghindari hal itu maka pendidik harus mengaktifkan pembelajaran yang mampu menampung keterbakatan dari peserta didiknya.

B.Aktifasi Pembelajaran
Aktivasi pembelajaran merupakan cara-cara untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aktif. Untuk mewujudkan hal itu maka seorang pendidik harus memahami materi yang akan di pelajari terlebih dahulu. Pendidik juga harus memiliki rasa senang bahkan cinta terhadap pembelajaran tersebut. Pembelajaran tidak harus serius dan menegangkan, untuk itu diperlukan selingan yang menyenangkan untuk menyegarkan otak dan meregangkan otot-otot syaraf yang tegang. Dengan demikian pembelajar dapat kembali fokus untuk belajar dan mengikuti proses pembelaran secara aktif dan kreatif.
Proses pembelajaran yang aktif dapat dilakukan melalui lima tahap. Tahap pertama adalah persiapan, tahap ini diisi dengan kegiatan pengantar dalam pembelajaran seperti latar belakang. Tahap kedua adalah akuisisi, tahap ini merupakan penciptaan koneksi anatara neuron-neuron untuk saling berinteraksi berdasarkan pengetahuan sebelumnya. Tahap ketiga adalah elaborasi, disini memberikan kesempatan kepada para pembelajar untuk menganalisis dan memperdalam pembelajaran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki dan ilmu yang akurat. Tahap keempat adalah formasi memori, yaitu usaha meningkatkan kemampuan long therm memory. Tahap yang terakhir adalah integrasi fungsional, sampai pada tahap ini pembelajar dituntut untuk memperluas pengetahuan yang sudah diperoleh sehingga pembelajaran aktif dapat berhasil secara optimal.

C.Menyiapkan Pembelajar
Pembelajar merupakan manusia yang akan ditargetkan untuk menjadi sosok ahli yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk mewujudkan hal itu maka diperlukan persiapan yang matang, salah satunya adalah dengan menumbuhkan rasa percaya diri dan memberikan motivasi untuk menumbuhkan keyakinan teguh pada potensi yang dimilikinya. Selain itu pendidik juga diharapkan mampu membantu menemukan potensi yang tersembunyi yang dia miliki.
Untuk mempersiapkan pembelajaran, guru juga harus memahami kondisi peserta didiknya. Pendidik harus dapat menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendidik tidak boleh menyamakan antara siswa SD dan SMP, jadi pendidik hendaknya memberikan tugas tanpa melampaui batas kemampuan anak SD.
Selain itu ada faktor lain yang berperan dalam pembelajaran yaitu nutrisi. Nutrisi yang paling penting adalah oksigen dan glukosa, dan imbingangi dengan air, dan protein agar dapat berpikir cepat, berhitung cepat, dan meningkatkan keadaran. Nutrisi yang tercukupi akan memudahkan sel-sel otak bekerja dengan baik sehingga siap menerima dan mengolah informasi dalam pembelajaran. Kekurangan nutrisi dapat menghilangkan konsentrasi.
Proses persiapan yang telah di sebutkan bertujuan untuk pemanasan agar pembelajar tidak kaget sehingga akan lebih mudah memahami pelajaran baru. Pembelajar juga akan lebih terarah kepada sasaran pembelajaran. Jika sasaran tersebut tercapai, maka akan terwujudlah manusia ahli yang berkualitas dan berdaya saing.

D.Otak Unik dan Memperkaya Otak
Setiap otak manusia itu unik, bahkan orang yang kembar sekalipun memiliki keunikan otak yang berbeda. Keunikan tersebut tidak perlu dipermasalahkan atau di cari yang terbaik, karena semua memiliki potensi yang sama. Keunikan tersebut justru membuat dunia lebih hidup dan bervariasi.
Untuk menghargai keunikan otak adalah dengan mempertimbangkan gaya pembelajaran. Gaya pembelajaran akan mempengaruhi struktur dasar otak. setiap manusia memiliki gaya belajar masing-masing. Oleh karena itu pendidik perlu memberikan pilihan dari berbagai pendekatan agar kebutuhan pembelajar tercukupi.
Gaya pembelajaran sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungannya, sehingga sebagian besar manusia nyaman menggunakan gaya pembelajaran yang berbeda. Namun tetap ada ciri khas gaya pembelajaran yang lebih disukai. Sehingga pendidik harus memberikan variasi gaya pembelajaran agar membantu mereka menjadi pembelajar yang fleksibel. Pendidik juga harus mengarahkan supaya mereka mampu belajar secara efektif dan efisien menurut gaya belajar mereka sendiri.
Keunikan otak manusia seperti yang telah dijelaskan diatas perlu dijaga dan diperkaya. Memperkaya otak adalah dengan memperkaya lingkungan. Ketika orang memvariasi lingkungannya otak pun akan memvariasi pertumbuhannya. Setiap hari manusia kehilangan sel-sel otaknya, namun disisi lain sel-sel baru juga akan tumbuh pada lingkungan yang subur.
Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan stimulus yang baru, menantang, koheren, dan berlangsung terus menerus. Selain itu memberikan umpan balik yang bersifat langsung, positif, dan dinamis. Umpan balik bisa berasal dari diri sendiri yang dapat merangsang otak untuk berfikir menjadikan mereka sebagai problem solver. Umpan balik bersifat dinamis yang dapat dikembangkan dan dimodifikasi.
Pendidik juga perlu menciptakan lingkungan yang multisensori untuk melibatkan pembelajar melakukan interaksi yang relevan. Lingkungan juga perlu di modifikasi agar tidak menimbulkan kebosanan sehingga peserta didik mampu mengungkapkan ide-ide mereka secara aktif, kreatif, dan inovatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar