Kamis, 19 Januari 2012

PENGELOMPOKAN MURID SD

Pada dasarnya belajar memiliki karakteristik individual, namun karena beberapa hal guru masih melaksanakan pembelajaran secara klasikal karena belum sanggup melaksanaan pembelajaran individual. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibentuklah pengelompokan siswa. Pengelompokan siswa ada beberapa macam, antara lain didasarkan pada prestasi, hobi, tempat tinggal, dan berbagai kepentingan.
Untuk pengelompokan yang didasarkan pada prestasi dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkatan kemampuan siswa dalam setiap mata pelajaran. Kelompok tersebut meliputi kelompok pintar, sedang, dan lamban. Kelompok pintar lebih cepat menyelesaikan kajian dan memerlukan pengayaan, kelompok sedang membutuhkan konsultan dan bimbingan wajar, sedangkan kelompok lamban perlu adanya bantuan dan perhatian yang lebih serius. Pengelompokan ini memiliki kelebihan antara lain; guru lebih mengenal muridnya; kemajuan kelas menjadi lebih pesat karena kelompok pintar dapat memaksimalkan potensinya tanpa harus menunggu yang lamban dan kelompok lamban tidak merasa dikejar-kejar; dengan adanya pembagian tugas kelompok melatih anak unntuk berdisiplin dan bertanggung jawab serta melatih kerja sama; persaingan antar kelompok lebih sehat karena kelompok yang lamban akan berusaha untuk pindah ke kelompok sedang atau pintar, kelompok sedang berusaha pindah ke kelompok pintar, dan kelompok pintar tetap mempertahankan agar tidak tergeser ke kelompok sedang atau lamban; diskusi kelompok lebih kondusif karena kemampuan siswa relatif sama, tidak ada yang medominasi dalam kelompok seperti anak yang pandai mendominasi anak yang cenderung lebih lamban.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelompok berdasarkan prestasi perlu dilakukan pengantar pembelajaran secara klasikal, setelah itu guru membagi siswa menjadi tiga kelompok. Sebelumnya guru perlu mempersiapkan tiga bahan pelajaran untuk menghadapi ketiga kelompok tersebut, misalnya jika guru sedang mengahadi kelompok III makan kelompok II menerima pembelajaran secara tertulis, kemudian kelompok I melaksanakan diskusi kelas, begitu juga sebaliknya, sehingga tidak ada yang merasa diabaikan.
Disisi lain guru perlu menciptakan desain kelas yang dapat mendukung model ini. Desain tersebut antar lain; posisi duduk model tapal kuda dengan bagian kanan kelompok sedang, bagian depan kelompok pintar, dan bagian kiri kelompok lamban, hal itu bertujuan untuk memudahkan guru dalam memantau siswa. Kemudian diciptakan sedemikian rupa sehingga anak akan terlarut dalam lautan ilmu, misalnya dengan menyediakan fasilitas-fasilitaas seperti; whiteboard, blackboard, LCD dan proyektor, TV dan seperangkatnya, perpustakan mini (pojok baca), Almari alat peraga sederhana, almari karya siswa, tempat pemajangan hasil karya siswa, media yang mendukung pembelajaran, papan informasi, adanya fentilasi dan jendela, kipas angin, perlu adanya pot bunga di dalam kelas untuk memperindah dan menetralisir kondisi kelas agar tetap segar, disediakan tempat washlap dan tempat sampah diluar ruangan, dan tempat alat-alat kebersihan agar kelas tetap terjaga kebersihan dan kerapihannya.
Selain bentuk kelompok tersebut dapat dibentuk kelompok berdasarkan hobi. Anak yang memiliki hobi yang sama dijadikan satu kelompok agar dapat mengembangkan hobi mereka. Di sini ini guru perlu berkoordinasi dengan orang tua agar dapat mendukung anaknya dalam hal pembiayaan dan pemilihan pelatih.
Kemudian pengelompokkan berdasarkan tempat tinggal yang berkaitan dengan kepentingan pekerjaan rumah. Siswa yang tempat tinggalnya berdekatan, dibuat satu kelompok dengan jumlah anggota maksimal lima anak. Diusahakan dalam satu kelompok terdapat siswa yang memiliki kemapuan lebih, sehingga dapat membantu siswa lain yang mengalami kesulitan. Namun jika dianggap tidak ada, guru perlu berkoordinasi dengan orang tua untuk mencarikan tentor atau menajdikan salah satu dari orang tua anak untuk membimbing kelompok tersebut.
Dari berbagai bentuk kelompok diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembentukan kelompok siswa harus disesuaikan dengan organisasi kelas dan kepentingan peserta didik agar menunjang proses belajar yang pada dasarnya bersifat individual. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan individu anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar