Minggu, 09 Januari 2011

Menciptakan Lingkungan Yang Multisensori Untuk Pembelajaran

Pembelajaran akan lebih kondusif jika melibatkan beberapa alat indera peserta didik. Indera yang dimiliki seseorang dapat disamakan sebagai jendela terhadap dunia luar. Indera yang menangkap informasi melalui proses yang disebut dengan penginderaan (sensasi). Informasi atau stimulus yang mengenai alat indera akan diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Data-data hasil penginderaan dari melihat, mendengar, atau meraba akan dikembangkan sedemikian rupa sehingga orang tersebut dapat menyadari dan mengerti dirinya sendiri serta lingkungan yang ada di sekelilingnya. Setelah orang tersebut mengerti dan paham, kemudian akan memberikan sebuah respon. Respon tersebut muncul karena adanya perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman individu yang berbeda-beda. Dalam proses pembelajaran terdapat perbedaan pada tipe belajar pada anak. Perbedaan tersebut menuntut penyesuaian dalam hal materi dan cara penyajian proses belajar, karena anak yang berbeda tipe belajarnya tidak akan menunjukkan hasil yang optimal jika dalam belajar diberi penyajian yang hanya menggunakan satu modalitas alat indera. Kesiapan anak dalam belajar dapat dimaksimalkan oleh perangsangan berbagai alat indera supaya didapat hasil yang optimal. Dalam hal ini, penciptaan lingkungan yang lebih multisensori akan berperan untuk mengatasi hal tersebut.

Multisensori terdiri dari dua kata yaitu multi dan sensori. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999, h. 671), kata “multi” artinya banyak atau lebih dari satu atau dua, sedangkan “sensori” artinya panca indera. Maka gabungan kedua kata ini berarti lebih dari satu panca indera.

Lingkungan yang multi sensori maksunya adalah menciptakan lingkungan yang dengan menggunakan alat bantu, yang mewakili fungsi dari masing-masing alat indera yang ada. Penggunaan berbagai alat bantu sebagai media pembelajaran diharapkan mampu membantu proses belajar. Lingkungan yang multisensori dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis pada siswa yang akhirnya meningkatkan konsentrasi peserta didik untuk belajar dan memahami pelajaran. Karena setiap peserta didik itu unik, maka otak mereka juga unik. untuk memperkaya keunikan otak tersebut dapat dilakukan dengan selalu memberikan stimulus yang bersifat baru. Dengan lingkungan yang multisensori tersebut akan memberikan sesuatu yang baru, sehingga anak akan selalu mevariasi pertumbuhan otak mereka.

Lingkungan yang multisensori dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan baik TK, SD, SLTP, SMA, maupun perguruan tinggi. Menciptakan lingkungan multisensori baik untuk dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, di dalam kelas, diluar kelas, dirumah, tempat bermain, dan tempat-tempat yang digunakan untuk belajar. Bahkan lingkungan tersebut sebaiknya terus divariasi agar peserta didik terus mendapatkan stimulus-stimulus baru yang mampu memperkaya pertumbuhan otak mereka. Menciptakan lingkungan yang lebih multisensori ini merupakan tugas seorang pendidik untuk lebih banyak memberikan kesempatan bagi peserta didik agar mampu menggali kemampuan dan potensin yang dimilikinya.

Menciptakan lingkungan yang lebih multi sensori dapat dilakukan dengan kegiatan seperti menambahkan poster di dalam kelas, memberikan aroma yang segar agar menimbulkan semangat dalam belajar, dan melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dan relevan. Guru juga dapat meningkatkan interkasi sosial dan kerja kelompok peserta didiknya agar mereka mampu meningkatkan kerja sama dan mampu meningkatkan kinerja beberapa alat indera, karena dengan kerja kelompok maka mereka akan melibatkan beberapa alat indera di dalamnya seoerti, berbicara menggunakan mulut, mendengarkan menggunakan indera pendengaran, melihat menguunakan indera penglihatan, dan mungkin juga melibatkan indera perabaan. Berpindah ke lokasi yang baru sesering mungkin (melakukan kunjungan lapangan, Selain belajar di dalam kelas, guru juga bisa mengajak peserta didiknya unutuk belajar di luar kelas, jika perlu suatu saat dlakukan pergantian guru yang mengajar agar tidak timbul kebosanan). Dalam kegiatan pembelajaran kesehariannya perlu diadakan modivikasi lingkungan belajar, seperti mengganti posisi tempat duduk, mengganti pajangan, dan memberikan papan pengumuman yang up to date. Doronglah para siswa untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mengekspresikan diri mereka secara kreatif. Ajarilah ketrampilan-ketrampilan penting seoerti logika, pengategorisasian, berhitung, mewarnai, belajar banyak bahasa, berdebat, dan berpikir kritis. Sediakan umpan balik yang positif dan berikan penguatan pada setiap keberhasilan siswa. Kurangilah bentuk hukuman dan ancaman. Yang paling penting adalah berikanlah pilihan kepada peserta didik agar memilih gaya pembelajaran yang yang mereka sukai agar pembelajaran dapat bermakna.

Sumber:
Eric Jensen. 2008. Brain-based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia – Edisi Kedua, Cetakan Kesepuluh. Jakarta: Balai Pustaka.
http://pengaruhmetodemultisensoridalammeningkatkankePDFchaserbestfilesearch!.mht.

2 komentar: