Minggu, 31 Oktober 2010

Prinsip, Asas, dan Landasan BK

A.Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah adalah sebagai berikut :
1.Prinsip-prinsip Umum
a.Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
b.Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
c.Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu (siswa) yang dibimbing.
d.Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku.
e.Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
f.Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g.Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h.Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
i.Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program.


2.Prinsip-prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu (Siswa)
a.Pelayanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada semua siswa.
b.Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
c.Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
d.Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu (siswa) yang bersangkutan beragam dan luas.
e.Keputusan akhir dalam proses bimbingan dan konseling dibentuk oleh individu atau siswa yang sendiri.
f.Individu atau siswa yang telah memperoleh bimbingan harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri.

3.Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing
a.Pembinmbing atau konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
b.Pembimbing atau konselor di sekolah atau madrasah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
c.Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan diri dan keahliannya melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, penataran, dan work shop.
d.Pembimbing dan konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia.
e.Pembimbing atau konselor harus menghormati dan menjaga kerahasian informasi tentang individu atau siswa yang dibimbingnya.
f.Pembingbing dan konselor dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode dan teknik.


4.Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a.Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b.Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus ada di kartu pribadi (cummulative record) bagi setiap siswa.
c.Program bimbingan dan konseling harus disusun sesuai kebutuhan sekolah atau madrasah yang besangkutan.
d.Harus ada pembagian waktu antar pembimbing.
e.Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan dalam situasi yang sesuai dengan masalah yang dipecahkan.
f.Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
g.Kepala sekolah (madrasah) merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah (madrasah).

B.Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan konseling harus mengikuti asas-asas tertentu agar efektivitas dan efisiensi proses bimbingan dan konseling dapat tercapai dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan.
1.Asas-asas Bimbingan dan Konseling yang Berhubungan dengan Siswa
a.Tiap-tiap siswa memiliki kebutuhan.
b.Ada perbedaan di antara siswa (asas perbedaab siswa).
c.Tiap-tiap individu (siswa) ingin menjadi dirinya sendiri.
d.Tiap-tiap individu (siswa) mempunyai dorongan untuk menjadi matang.
e.Tiap-tiap siswa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikanya.

2.Asas yang Berhubungan dengan Praktik atau Pekerjaan Bimbingan.
a.Asas Kerahasiaan
Asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b.Asas kesukarelaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c.Asas keterbukaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
d.Asas Kekinian
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
e.Asas kemandirian
Asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
f.Asas kegiatan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
g.Asas Kedinamisan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h.Asas Keterpaduan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i.Asas Kenormatifan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j.Asas Keahlian
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas Alih Tangan Kasus
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
l.Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendak tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan (konselor) dengan yang dibimbing (siswa). Asas ini menuntut agar pelayanan bombingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami maslah. Bimbingan dan konseling hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya sebelum dan sesudah siswa menjalani layanan bimbingan dan konseling secara langsung. Asas ini juga memberikan makna bahwa untuk bisa menjadi pemecah masalah yang efektif dan bisa dicontoh (diteladani) oleh klien, pembimbing atau konselor harus memulai dari diri sendiri.

C.Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi. Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan bimbingan dan konseling tersebut.

1.Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis. Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan filosofis tentang manusia itu.

a.Hakikat Manusia
1)Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
2)Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
3)Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
4)Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
5)Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.
6)Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
7)Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
8)Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.
9)Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.

b.Tugas dan Tujuan Kehidupan
Witner dan Sweeney (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2002) mengemukakan bahwa ciri-ciri hidup sehat ditandai dengan 5 kategori, yaitu:
1)Spiritualitas
Yaitu agama sebagai sumber inti dari hidup sehat.
2)Pengaturan diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri antara lain, rasa diri berguna, pengendalian diri, pandangan realistik, spontanitas dan kepekaan emosional, kemampuan rekayasa intelektual, pemecahan masalah, kreatif, kemampuan berhumor dan, kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
3)Bekerja
Bertujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial
4)Persahabatan
Persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu dukungan emosional, dukungan material, dan dukungan informasi.
5)Cinta
Penelitian flanagan 1978 (dalam Prayitno dan Erman Anti, 2006) menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan teman merupakan tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia.
Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.

2.Landasan Religius
Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok:
a.Keyakinan bahwa mnusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan.
b.Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c.Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Landasan Religius berkenaan dengan :
a.Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal positif.
b.Sikap Keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

c.Peranan Agama
Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi :
1)Memelihara fitrah
2)Memelihara jiwa
3)Memelihara akal
4)Memelihara keturunan

3.Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : motif dan motivasi; pembawaan dan lingkungan, perkembangan individu; belajar; dan kepribadian.

a.Motif dan motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan dan digerakkan,– baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)–, menjadi bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.

b.Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

c.Perkembangan Individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa dewasa.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan.

d.Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) Teori Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.

e.Kepribadian
Hingga saat ini para ahli tampaknya masih belum menemukan rumusan tentang kepribadian secara bulat dan komprehensif.. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider dalam Syamsu Yusuf (2003) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, Teori Analitik dari Carl Gustav Jung, Teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, Teori Medan dari Kurt Lewin, Teori Psikologi Individual dari Allport, Teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, Teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
1)Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2)Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3)Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
4)Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.
5)Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6)Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani (klien) maka konselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien). Selain itu, seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaan dan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan segenap potensi bawaan kliennya. Terkait dengan upaya pengembangan belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam belajar serta berbagai teori belajar yang mendasarinya. Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien, konselor kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribadian kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus dikuasai dengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan, psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan psikologi kepribadian.

4.Landasan Sosial Budaya
Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan, dan komunikasi.
a.Individu sebagai Produk Lingkungan Sosial Budaya
MC Daniel memandang setiap anak, sejak lahirnya harus memenuhi tidak hanya tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya ditempat ia hidup, tuntutan Budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut.
Tolbert memandang bahwa organisasi sosial, lembaga keagamaan, kemasyarakatan, pribadi, dan keluarga, politik dan masyarakat secara menyeluruh memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup warganya. Unsur-unsur budaya yang ditawarkan oleh organisasi dan budaya lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh individu, tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan-tujuan dan jenis-jenis pekerjaan yang dipilihnya, rekreasinya dan kelompok-kelompok yang dimasukinya.
Bimbingan konseling harus mempertimbangkan aspek sosial budaya dalam pelayanannya agar menghasilkan pelayanan yang lebih efektif.

b.Bimbingan dan Konseling Antara Budaya
Menurut Pedersen, dkk ada 5 macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi non verbal, stereotip, kecenderungan menilai, dan kecemasan.
Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelas sosial ekonomi dan pola bahasa menimbulkan masalah dalam hubungan konseling.
Beberapa Hipotesis yang dikemukakan Pedersen dkk (1976) tentang berbagai aspek konseling budaya antara lain:
1)Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antara budaya pada diri konselor dan klien maka konseling akan berhasil.
2)Makin besar kesamaan pemohonan tentang ketergantungan, komunikasi terbuka, maka makin efektif konseling tersebut.
3)Makin sederhana harapan yang diinginkan oleh klien maka makin berhasil konseling tersebut.
4)Makin bersifat personal, penuh suasana emosional suasana konseling antar budaya makin memudahkan konselor memahami klien.
5)Keefektifan konseling antara budaya tergantung pada kesensitifan konselor terhadap proses komunikasi.
6)Keefektifan konseling akan meningkat jika ada latihan khusus serta pemahaman terhadap permasalahan hidup yang sesuai dengan budaya tersebut.
7)Makin klien kurang memahami proses konseling makin perlu konselor /program konseling antara budaya memberikan pengarahan tentang proses ketrampilan berkomunikasi, pengambilan keputusan dan transfer.
5.Landasan ilmiah dan Teknologis
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan layanan itu secara berkelanjutan.
a.Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai obyek kajiannya sendiri, metode pengalihan pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan dan konseling dapat digunakan berbagai cara/ metode, seperti pengamatan, wawancara, analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedur teks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenai obyek kajian bimbingan dan konseling merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling.
b.Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistik dan evaluasi memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi karakteristik individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu. Hal itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling.
c.Pengembangan Bimbingan Konseling Melalui Penelitian
Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang lebih lengkap dan teruji didalam praktek adalah apabila pemikiran dan perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil penelitian dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/ keefektifan dilapangan. Layanan bimbingan dan konseling akan semakin berkembangan dan maju jika dilakukan penelitian secara terus menerus terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan BK.

6.Landasan Pedagogis
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial.
a.Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menetapkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

b.Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilan keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru . Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.
c.Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dan konseling
Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.

Kamis, 28 Oktober 2010

Gerak Tumbuhan

A.Gerak Pada Tumbuhan
Salah satu ciri mahluk hidup adalah bergerak. Para ahli membedakan gerak tumbuhan berdasarkan sumber rangsangan. Jika gerak terjadi bukan karena rangsangan dari luar atau rangsangan itu berasal dari dalam tumbuhan disebut dengan gerak endonom. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak otonom atau gerak spontan. Sedangkan raksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsang dari luar disebut gerak etionom.
Rangsangan yang dimaksud dapat berupa cahaya, zat kimia, medan listrik, gravitasi bumi, atau air. Sedang gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak semata-mata menuju kearah datangnya rangsangan atau menjauhi rangsangan.

1.Gerak Etionom
Gerak etionom merupakan raksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarka hubungan antara arah respons gerakan dengan arah asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, nasti, dan taksis.

a.Tropisme
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang, daun, kuncup bunga, atau sulur. Gerak tropisme dibedakan menjadi tropisme positif dan tropisme negatif. Tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsangan, sedangkan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsangan. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme.


1)Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerakan bagian tumbuhan yang menuju ke arah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya, gerak ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya. Jika gerak bagian tumbuhan yang menjauhi cahaya disebut fototropisme negatif. Misalnya, gerak tumbuh ujung akar menjauhi cahaya.

2)Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh grafitasi bumi (geo = bumi). Jika arah gerakan menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerak akar menuju tanah. Jika arah gerakan menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjuhi tanah.

3)Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro=air). Jika gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya di tanah. Jika tanaman tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misalnya, gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas menjauhi air.

4)Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Jika gerakan itu mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme positif. Misalnya, gerak akar menuju zat di dalam tanah. Juka gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut kemotropisme negatif. Misalnya, gerakan akar menuju racun.

5)Tigmotropisme
Gerak bagian tumbuhan karena rangsangan sentuhan satu sisi atau persinggungan disebut tigmotropisme. Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit ujung batang ataupun ujung sulur dari cucurbitaceae dan passiflora. Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan ketimun.

b.Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena itu, arah gerak dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri.
Contoh:
1)Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus karena sentuhan.
2)Menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman polong-polongan saat malam hari.
3)Membuka dan menutupnya bunga pukul empat .
4)Membuka serta menutupnya stomata.
Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti dibedakan menjadi:
1)Fotonasti
2)Niktinasti
3)Tigmonasti
4)Termonasti
5)Haptonasti
6)Nasti Kompleks

1)Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari. Misalnya, bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang akan mekar pada sore hari dan menutup esok paginya. Mekarnya bunga pukul empat ini dipengaruhi oleh cahaya matahari yang diterimanya, namun gerakanya tidak menuju kearah datangnya cahaya matahari. Conth lain yaitu bunga sidaguri yang mekar sekitar pukul sembilan pagi dan menutup menjadi layu menjelang jam 12 siang. Beberapa spesiea lain dari anggota Malvaceae (kapas-kapasan), seperti kembang sepatu (Hibiscusrosa sinensis), mekar pada siang hari dan menguncup pada malam hari.

2)Niktinasti
Niktinasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap. Istilah niktinasti berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam. Umumnya, daun-daun tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup pada waktu malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali pada pagi hari. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian daun. Misalnya, gerak tidur daun pohon turi di malam hari, yang mengatupkan daunnya saat hari mulai gelap.

3)Tigmonasti atau Seismonasti
Tigmonasti atau seismonasti adalah gerakan nasti yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau getaran. Misalnya, gerak mengatupnya daun putri malu (Mimosa pudica)karena terkena sentuhan. Respon mengatup (seperti layu) akan terjadi dalam waktu singkat sekitar 1-2 detik. Untuk kembali ke posisi semula, tumbuhan putri malu membutuhkan waktu lebih kurang 10 menit. Mekanisme gerak ini juga disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan turgor di dalam sel-sel pada persendian daun. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup.

4)Termonasti
Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang suhu, seperti mekarnya bunga tulip dan crocus. Bunga-bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan temperatur, dan akan menutup kembali bila temperaturnya menurun.

5)Haptonasti
Haptonasti adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Misalnya, menutupnya daun tanaman kantung semar dan Venus ketika tersentuh serangga kecil. Jika seekor serangga mendarat di permukaan daun, daun akan cepat menutup. Akibatnya, serangga tersebut terperangkap dan tidak dapat keluar.

6)Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus. Rangsangan yang diterima dapat berupa: cahaya matahari, suhu, air dan zat kimia. Misalnya, gerak membuka dan menutupnya sel-sel penjaga pada stomata .

c.Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati sumber rangsangan disebut sebagai taksis positif dan yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Sedangkan macam atau sumber rangsangan taksis meliputi cahaya, zat kimia, dan rangsang listrik.Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhinya, taksis dapat dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.

1)Kemotaksis
adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang zat kimia.
Contoh:
a)Bakteri oksigen yang bergerak ke tempat-tempat yang banyak mengandung oksigen.
b)Spermatozoid pada Arkegonium lumut-lumutan dan paku-pakuan yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau protein.
c)Gerak gamet jantan Berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh Anteridium lumut kearah gamet betina (sel telur) di dalam Arkegonium. Gamet jantan akan berenang melewati cairan, seperti embun atau air hujan, ke arah Arkegonium karena adanya rangsangan zat kimia pemikat yang dihasilkan oleh Arkegonium.

2)Fototaksis
adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya.
Contoh:
a)Euglena yang dikenai cahaya akan bergerak pindah tempat menuju ke arah datangnya cahaya.
b)Gerak kloroplas ke sisi sel yang memperoleh cahaya.
Rangsangan listrik disebut galvanotaksis. Fototaksis dan galvanotaksis biasanya terjadi pada organisme tingkat rendah. Gerak taksis dapat pula berlangsung secara pasif. Misalnya gerak tumbuhan kaimbang, enceng gondok, genjer atau tumbuhan air lain yang berpindah tempat karena terbawa arus air.

2.Gerak Endonom atau Otonom
Gerak endonom atau otonom yaitu gerak yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak spontan dari tumbuhan karena tumbuhan melakukan gerakan secara spontan, tanpa adanya pengaruh rangsangan dari luar. Gerak endonom yang paling umum adalah nutasi, yaitu gerak ujung batang yang sedang tumbuh atau organ lain seperti daun, stolon, tangkai bunga, dan akar, yang gerakannya membentuk lintasan melingkar di udara. Contoh lainnya adalah gerak rotasi sitoplasma atau disebut sitoklis pada sel-sel daun Hydrilla verticillata. Melalui pengamatan dengan mikroskop gerakan sitoplasma ditandai dengan tampaknya gerakan kloroplas.
Gerak endonom yang lain adalah gerak higroskopis. Gerak higroskopis merupakan gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air di dalam bagian tumbuhan. Misalnya, pecahnya kulit buah polong-polongan (seperti pada tumbuhan flamboyan, lamtoro, dan turi); pecahnya kulit buah pacar air; membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan lumut dan tumbuhan paku saat mengeluarkan spora.

CONTOH SOAL

A. Pilihan Ganda
1.Daun putri malu bila disentuh akan menutup, merupakan gerak......
a.Fototropisme c. Geotropisme
b.Tropisme d. Nasti
2.Arah dari gerakan tropisme adalah....
a.Tidak ditentukan rangsang c. Menuju cahaya
b.Ditentukan oleh rangsang d. Ke atas
3.Gerak tumbuhan yang arahnya ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri disebut....
a.Nasti c. Geotropisme
b.Taksis d. Kemotropisme
4.Gerak tumbuhan kaimbang terbawa arus air termasuk gerak....
a.Higroskopis c. Tropisme
b.Taksis d. Nasti
5.Gerak tropisme negatif dibedakan dengan tropisme positif atas dasar....
a.Kecepatan geraknya
b.Arah geraknya terhadap rangsang
c.Frekuensi gerak per satuan waktu
d.Macam organ tubuh yang bergerak

B.Isian
1.Apakah yang dimaksud dengan gerak nasti?
2.Apakah perbedaan antara fototaksis, fototropisme, dan fotonasti?

KUNCI JAWABAN
A.Pilihan Ganda
1. D
2. B
3. A
4. B
5. B

B.Isian
1.Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan.
2.Perbedaan antara fototaksis, fototropisme, dan fotonasti adalah
a.Fototaksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya.
b.Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya.
c.Fotonasti adalah gerak nasti pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.

Apakah Kita Sudah Termasuk Guru Profesional????

Wacana tentang guru profesional sudah tidak asing lagi dikalangan publik seiring dengan tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Oleh banyak kalangan mutu pendidikan Indonesia dianggap masih rendah. Guru adalah salah satu faktor menentukan dalam konteks meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas karena guru adalah garda terdepan yang berhadapan langsung dan berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Mutu pendidikan yang baik dapat dicapai dengan guru yang profesional dengan segala kompetensi yang dimiliki. Namun, pada kenyataannya banyak ditemui bahwa pilihan profesi guru sebagai pilihan profesi terakhir. Profesi ini dirasa kurang bonafide, dekat dengan status sosial menengah ke bawah, bergaji kecil, kurang sejahtera, dan tidak sedikit yang hidup dibawah garis kemiskinan. Bahkan ada guru yang diambil dengan asal comot. Yang penting ada yang mengajar.
Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas tentang apa pengertian guru profesioanal, bagaimana menjadi guru yang profesional, dan apa saja hambatan-hambatan menjadi guru profesioanal.

A. Pengertian Guru Profesional
Istilah profesional sudah cukup dikenal oleh semua pihak. Profesional mempunyai makna orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan “professional” ini telah mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau organisasi profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi. Dalam RUU Guru (pasal 1 ayat 4) dinyatakan bahwa: “profesional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dangan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain”.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Guru profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan, ijazah, akta, sertifikat, dsb baik yang menyangkut kualifikasi maupun kompetensi.

B. Bagaimana Menjadi Guru yang Profesional
Tidak mudah menjadi guru yang profesional, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang profesional.
Pertama. Selalu mempunyai energi untuk siswanya. Seorang guru profesional selalu menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
Kedua. Mempunyai tujuan jelas untuk pelajaran. Seorang guru profesional menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
Ketiga. Mempunyai keterampilan mendisiplinkan yang efektif. Guru profesional memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

Keempat. Mempunyai keterampilan manajemen kelas yang baik. Seorang guru profesional memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.
Kelima. Bisa berkomunikasi dengan orang tua siswa. Guru profesional menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu mengikuti informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan informasi lainnya. Mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
Keenam. Mempunyai harapan yang tinggi kepada siswanya. Guru profesional memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
Ketujuh. Memiliki pengetahuan tentang kurikulum. Guru profesional memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka berusaha memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
Kedelapan. Memiliki pengetahuan tentang subyek yang diajarkan. Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Guru profesional memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
Kesembilan. Selalu memberikan proses pembelajaran yang terbaik untuk siswanya. Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan siswanya. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
Kesepuluh. Mempunyai hubungan yang berkualitas dengan siswanya. Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat- menghormati dengan siswa, dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

C. Hambatan-Hambatan Menjadi Guru Profesional
Untuk menjadi guru yang profesional tidaklah mudah, ada beberapa hambatan yang mungkin dihadapi oleh seorang guru profesional, diantaranya adalah sebagai berikut.
Gaji yang terlalu pas-pasan bahkan mungkin kurang. Gaji yang pas-pasan memaksa seorang guru untuk mencari nafkah tambahan seusai jam kerja. Hal ini mengakibatkan tidak memiliki kesempatan untuk membuat persiapan mengajar dengan membaca ulang materi pelajaran yang akan diajarkan besok hari. Hal ini dapat mengurangi kesiapan dan penampilan guru di muka kelas.
Tugas-tugas administrasi yang memberatkan. Banyak tugas-tugas administrasi yang harus dikerjakan seorang guru yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru. Ternyata tugas-tugas ini menjadi beban yang cukup berat dan hampir tidak ada manfaatnya untuk menambah penampilan dan kesiapan seorang guru di muka kaelas. Sebagian besar tugas administrasi dibuat dengan setengah terpaksa hanya untuk menyenangkan hati atasan. Sebagai contoh, seorang guru diwajibkan membuat KTSP, Silabus dan banyak tugas lainnya, yang memaksa seorang guru harus menuliskan uraian yang sama pada tugas pertama dan ditulis ulang pada tugas kedua dan tugas ketiga. Semuanya ini tidak pernah dipakai untuk meringankan beban mengajar di kelas karena tugas-tugas tersebut tidak pernah dibaca lagi pada sedang mengajar. Seorang guru lebih suka membuka dan membaca buku pegangan mengajar daripada membawa Program Satuan Mengajar, Analisis Materi Pelajaran ataupun Rencana Pembelajaran. Tugas-tugas ini memang sangat berguna bagi seorang calon guru. Tapi bagi guru yang sudah mengajar lebih dari tiga tahun , tugas ini hanya merupakan pekerjaan yang sia-sia karena hanya akan dikerjakan, lalu disimpan dalam lemari dan baru akan diperlihatkan jika dapat kebagian pengawas, yang akhirnya masuk keranjang sampah dan ditahun berikutnya dia harus menulis ulang pekerjaan itu.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa guru profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk menjadi guru yang profesional perlu melakukan beberapa tindakan diantaranya adalah selalu mempunyai energi untuk siswanya, mempunyai tujuan jelas untuk pelajaran, mempunyai keterampilan mendisiplinkan yang efektif, mempunyai keterampilan manajemen kelas yang baik, dapat berkomunikasi dengan orang tua siswa dengan baik, mempunyai harapan yang tinggi kepada siswanya, memiliki pengetahuan tentang kurikulum, memiliki pengetahuan tentang subyek yang diajarkan, selalu memberikan proses pembelajaran yang terbaik untuk siswanya, dan mempunyai hubungan yang berkualitas dengan siswanya. Ada beberapa hambatan menjadi guru profesional yaitu, gaji yang terlalu pas-pasan bahkan mungkin kurang dan tugas-tugas administrasi yang memberatkan.
Oleh karena itu agar tujuan guru profesional tercapai hendaknya pemerintah segera merealisasikan anggaran pendidikan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, agar seorang guru dapat segera melaksanakan program-program kerjanya. Dan seorang guru hendaknya tidak hanya mengejar sertifikasi saja, namun menerapkan metode pembelajaran yang sesuai agar tujuan pendidikan nasional segera terwujud.







DAFTAR PUSTAKA

http://gurukreatif.wordpress.com/2009/11/06/10-ciri-guru-profesional/
http://zainurie.wordpress.com/2007/05/02/bagaimana-menjadi-guru-yang-baik-profesional/
http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12
http://zainurie.wordpress.com/2007/05/02/hambatan-hambatan-menjadi-guru-yang-profesional/




























ARTIKEL POPULER

GURU PROFESIONAL
TUGAS MATA KULIAH
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2

Dosen Pengampu :
Drs. Suhartono, M.Pd.












Disusun oleh :
Nama : Yanti Rakhmawati
NIM : K7109209
Kelas : 111B
No. Urut : 31


PROGRAM S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

Dinginnya Malam....

Malam....
Waktunya istirahat. Saat itulah manusia melepas lelah, kecuali mereka yang memang sedang bekerja. Jika manusia sudah terlelap dalam mimpi, maka dia enggan untuk bangun menunaikan qiyamullail. Apalagi jika musim dingin, akan lebih malas untuk menyentuh air. Saat sepertiga malam, itulah saat yang tepat untuk bersujud menghadap sang Illahi, memang hanya kesunyian malam yang menemani, namun disitulah yang membuat insan manusia merasa hanya berhadapan dengan Tuhannya. Mencurahkan keluh kesah, meminta dikabulkan mimpi-mimpiny, dan mohon ampun kepada Sang Pencipta.
Malam yang dingin...
Di samping untuk beribadah, sangat baik pula untuk menyelesaiakan tugas-tugas. Saat itu pikiran masih jernih, lebih konsentrasi, lingkungan juga mendukung karena tidak ada gangguan keributan. Selain itu baik juga untuk merenung, mengingat kembali perjalanan hidup yang sudah dilalui, menimbang apakah perbuatannya sudah menghasilkan banyak manfaat, atau malah sebalinya menimbulkan banyak kerugian. Saat yang baik untuk berfikir bagaimana memperbaiki diri, dan juga membuat program impian untuk masa depan. Banyaklah bermimpi, karena dengan bermimpi setidaknya kamu punya pedoman untuk berusaha mewujudkanya, dan masa depanmu juga jadi lebih terarah.
Tulislah mimpi-mimpimu...,
karena ingatan manusia lebih lemah daripada pena, manusia sewaktu-waktu bisa mengalami blank alias lupa. Nah dengan tulisan dia akan ingat kembali apa yang harus dia perbuat. Setelah mimpi-mimpi telah dituliskan diatas hitam putih, lalu tempelkan pada tempat yang sering kamu lihat, tujuannya supaya kamu selalu ingat apa sebenarnya yang ingin kamu capai. Jika impianmu sudah ada yang terwujud maka, berilah tanda pada impian-impianmu. Nah nanti pada akhirnya satu demi satu impianmu akan penuh dengan tanda yang artinya sudah terwujud. Mungkin pertama kalinya kamu merasa sulit untuk mencapai semua impianmu, namun suatu saat tanpa terasa impian-impianmu ternyata sudah banyak yang terwujud.
Tentunya semua itu tidak lepas dari usaha, doa, dan tawakal. Mari kita perbanyak sholat malam, instropeksi diri, berdoa, dan tentunya tawakal. Rencanakan masa depanmu, raihlah impianmu....
Semangat.....!!!!

Semoga bermanfaat....

Ayo Perbaiki Sistem Pembelajaran

Dunia pendidikan sekarang ini menawarkan banyak sekali metode-metode pembelajaran. Bahkan metode yang sebenarnya sudah ada sejak dulu diolah kembali untuk diterapkan pada pembelajaran saat ini. Mungkin tujuannya sama mewujudkan pendidikan yang terbaik. Namun metode-metode tersebut belum tentu mampu melibatkan peserta didik untuk mempergunakan daya pikir otak mereka. Oleh karena itu sudah saatnya para pendidik melakukan inovasi pembelajaran yang menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan otak agar peserta didik benar-benar mampu mengoptimalkan kemampuan otak mereka di dalam pembelajaran.
Berdasakan latar belakang tersebut maka perlu dibahas mengenai konsep Inovasi pembelajaran yang meliputi , kemengapaan inovasi Pembelajaran: yang mengkaji kajian Post Modern teori otak dan implementasinya dalam pembelajaran, individu anak sebagai pribadi, dan pebelajar adalah pribadi unik; pengertian inovasi pembelajaran: invention, innovation, dan kebaruan pembelajaran; serta konsep belajar dan pembelajaran.

A. Kemengapaan Inovasi Pembelajaran
1. Kajian Post Modern Teori Otak dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Otak sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Otak merupakan pusat syaraf tubuh manusia, segala kegiatan dijalankan oleh otak. Belahan otak manusia terbagi menjadi dua, kiri dan kanan. Tugas, fungsi dan ciri setiap belahan otak adalah khusus dan membuat reaksi secara berbeda terhadap berbagai jenis pengalaman belajar. Keterlibatan otak sebelah kanan lebih tertuju pada variabel keseluruhan, holistik (utuh), imaginatif, sedangkan belahan otak sebelah kiri lebih berfungsi untuk mengembangkan berfikir rasional, linear dan teratur. Emosi, terletak dalam ke dua belahan otak dan memberi warna tertentu terhadap kejadian belajar yang dialami oleh seseorang.
Perkembangan otak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Sistem pembelajaran berbasis otak akan dicapai secara optimal jika proses belajarnya didukung oleh iklim kelas yang kondusif bagi keamanan emosional peserta didik. Agar pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek kognitif atau intelektualnya saja atau yang berkembang hanya otak belahan kiri, maka guru perlu membantu siswa menemukan keinginan belajar mereka, dan mendukung siswa mencapai apa yang mereka inginkan. Hal ini dilakukan agar otak belahan kanan dan belahan kiri berkembang dengan seimbang. Bila keseimbangan kondisi otak terjaga, dengan melibatkan emosi, maka terciptalah belajar kreatif. Di samping itu otak juga membutuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri, dan berikan waktu-waktu santai untuk merelekskan otak agar selalu optimal dalam pemanfaatannya.

2. Individu Anak sebagai Pribadi yang Unik
Setiap otak manusia berkembang secara unik. Hal ini menyebabkan tidak ada dua orang yang mempunyai sifat yang sama walaupun dalam lingkungan yang sama. Karakteristik istimewa manusia adalah individualitas. Individualitas dalam kepribadian berarti perbedaan dalam jenis, yaitu pada sifat-sifatnya. Kepribadian berasal dari kematangan ciri bawaan, ciri ini dipengaruhi oleh belajar lewat kontak sosial secara langsung dan sebagian juga oleh pengkondisian. Tidak ada dua anak yang mempunyai bawaan fisik dan mental yang seluruhnya sama dan pengalaman lingkungan yang sama, maka tidak ada dua anak atau lebih yang belajar mengembangkan pola kepribadian yang identik. Anak mempunyai sifat khas yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

3. Pebelajar Adalah Pribadi yang Unik
Peserta didik merupakan individu yang unik artinya tak ada dua anak atau lebih yang sama-sama mirip, antara anak yang satu dengan yang lainnya memiliki cirri khusus atau karakteristik tersendiri. Perbedaan itu terlihat dari karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.
Karakteristik tersebut berpengaruh pada cara dan hasil belajar pebelajar (peserta didik). Kemampuan masing-masing individu berbeda-beda, ada yang sudah benar-benar matang, ada yang setengah dan ada pula yang belum matang atau yang hanya ingin bermain-main saja ketika pembelajaran karena belum siap. Oleh karena itu, perbedaan tersebut perlu menjadi perhatian khusus bagi seorang pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran harus memperhatikan masalah perbedaan individual peserta didik. Gunankan metode dan startegi yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani.
Gaya belajar setiap peserta didik juga berbeda-beda. Gaya belajar ini didasarkan pada pengamatan perilaku atau psikologi pada neurobiologi. Interaksi yang dinamis dari aktivitas neural di dalam dan diantara system merupakan fungsi otak yang sangat penting. Otak mempunyai kecenderungan holografik antara fungsi-fungsinya, termasuk input sensori, yang bekerja dalam kombinasi yang paralel. Dengan demikian, otak adalah multiprosesor, namun otak memproses informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber.

B. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian invention, dan innovation sebelum membicarakan tentang pengertian inovasi pendidikan.
1. Invention
Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, tekhnik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnua idea tau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.
Proses invention, misalnya penerapan metode atau pendekatan pembelajaran yang benar-benar baru dan belum dilaksanakan di manapun untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, contohnya berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat mendesain pembelajaran melalui internet yang sebelumnya belum ada.

2. Innovation
Kata ” innovation” sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu inovasi. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris “invention”.
Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun innovation. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Dari pengertian-pengerttian di atas maka dapat disimpulkan bahwa inovasi (innovation) pembelajaran adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran.

3. Kebaruan Pembelajaran
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.Inovasi Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang ubtuk menciptakan sesuatu hal yang baru dlam proses belajar agar pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secar aktif, kreatif, efektif dan inovatif.
Kebaruan pembelajarannya misalnya pembelajaran melalui internet (Electronic Learning). Menurut Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.,( Inovasi Pendidikan, 2008: 185) “Electronic Learning adalah upaya menghubungkan pembelajar denagn (siswa dengan sumber belajr (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauahan)”.
Melalui pembelajaran E.Learning ini para pebelajr bias mendapatkan informasi secar cepat, juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif. Saat ini, banyak kalanagn pendidikan yang mulai mellirik untuk menggunakan E.Learning dalam proses belajarnya, karena dianggaap lebih efektif dan efisien.

C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Belajar dan pembelajaran adalah peristiwa yang sangat berkaitan erat saling berhubungan dan tak dapat terpisahkan. Dimana seseorang yang belajar pasti telah terjadi pembelajaran dalam dirinya.
Definisi belajar menurut para ahli (dalam Sjarkowi : 2005) adalah sebagai berikut:
1. Skinner menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.
2. Gagne menyatakan bahwa “belajar adalah kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.”
3. Piaget menyatakan bahwa “pengetahuan di bentuk oleh individu. Sebab individu ,melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungannnya. Lingkungan tersebut mengalamai perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkunagn maka fungsi intelek semakin berkembang”.
Dari pengertian belajar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan, tindakan dan perilaku seseorang yang kompleks dengan melakukan interaksi terus menerus agar memperoleh respon lebih baik dari sebelumnya dan memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap serta nilai.

2. Pembelajaran
Pembelajaran atau mengajar adalah upaya guru untuk mengubah tingkah laku siswa supaya siswa mau belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa mengajar bukan upaya guru untuk menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perubahan perilaku. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) peserta didik. Pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Setiap guru dalam proses pembelajarannya hendaknya mampu menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran.

Sumber bacaan :
Sjarkowi. 2005. Pembentukan Kepribadian Anak. Bumi Aksara.
Elisabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Eric Jensen. 2008. Brain-Based Learning. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

Tanaman Bisa Membuat Otak Fress Kembali Lho...

Lingkungan kelas merupakan faktor penting dalam menciptakan sebuah lingkungan optimal yang bersahabat dengan otak para pembelajar. Suasana di dalam ruang kelas seringkali terasa kaku dan tidak responsif. Udara yang kita hirup juga mengandung berbagai macam polutan yang bertebaran di sekitar kita tanpa kita sadari. Faktor ini bisa menghambat proses pembelajaran.
Menurut para ilmuwan di NASA (Eric Jensen : 103) telah menemukan bahwa penggunaan tanaman dapat menciptakan pembelajaran dan lingkungan bagi para astronot. Menurut saya hal itu juga berlaku untuk pelajar dan mahasiswa pada umumnya. Bayangkan jika anda belajar dalam ruang kelas yang terdapat tanamanya, suasana akan lebih sejuk,tenang, santai, dan pikiran jadi jernih kembali. Tanaman tidak hanya membuat udara menjadi lebih bersih dan lebih kaya, ia juga dapat menambah nilai estetika lingkungan dan mengembalikan pikiran positif.
Dalam buku Brain-Based Learning (Eric jansen : 2008) dijelaskan bahwa sebagian besar dari kita hanya menggunakan 10 sampai 25 persen kapasitas paru-paru kita untuk setiap tarikan napas. Hal ini tidak baik karena udara yang pengap dapat mengganggu otak. Untuk pembelajaran yang optimal, berikanlah udara yang segar, tidak terkontaminasi, dan oksigen yang cukup. Tingkat kelembapan ideal adalah antara 35 dan 65 persen. Ketika anda merasa stres dan depresi ambilah napas panjang. Hal tersebut dapat diterapkan di dalam kelas, jika peserta didik anda kelihatan jenuh dan bosan hentikan pembelajaran sejenak, ajak peserta didik anda untuk menarik napas panjang agar dapat mengurangi rasa stres dalam belajar.
Dr. Wolverton mengatakan bahwa ada beberapa jenis tanaman tertentu dapat membersihkan polutan dari udara, meningkatkan ionisasi negatif dalam atmosfer, dan mengisi udara dalam ruang dengan oksigen serta meningkatkan produktivitas sampai 10 persen. Tanaman yang baik untuk membersihklan udara dan meningkatkan jumlah oksigen dalam ruangan antara lain Areca Palms, Lady Palms, bambu, ficus elastica, gerbera daisies, krisan kuning, ficus benjamina, filodendrom dracaena deremensis, dan peace lilies. Satu tanaman dapat memberi dampak pada 3 meter persegi ruangan. Jika di dalam kelas berukuran kurang lebih 275m2 maka sebaiknya letakkan 4-8 pot tanaman hias di dalamnya. Hal itu dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif.

Mudah-mudahan bermanfaat.
Terimakasih.

Yuk Belajar Berinovasi

Saat ini seringkali dijumpai sistem pembelajaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran cenderung pasif. Proses pembelajaran masih didominasi guru dan kurang memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri (self regulated learner) bahkan menganggap siswa seperti gelas kosong yang menunggu diisi. Banyak guru merasa cukup memberitahu para peserta didik tentang apa yang perlu mereka ketahui dengan cepat tanpa menyadari bahwa mereka (peserta didik) akan lebih cepat melupakan apa yang guru beritahukan kepada mereka. Oleh karena itu saat ini perlu dilakukan inovasi pembelajaran.

Apa itu inovasi pembelajaran?
Inovasi merupakan suatu perubahan yang baru menuju arah perbaikan yang dapat meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas.
Sedangkan pembelajaran adalah proses penciptaan stimulus kepada kelompok peserta didik, baik secara individu atau kelompok sehingga terjadi proses belajar pada diri siswa.
Jadi inovasi pembelajaran merupakan suatu perubahan baru yang lebih efisien, relevan, dan efektif dalam menciptakan stimulus kepada kelompok peserta didik, baik secara individu atau kelompok sehingga terjadi proses belajar pada diri siswa.

Untuk saat ini akan dibahas mengenai inovasi pembelajaran di Sekolah Dasar.
Sebelumnya perlu diketahui siapakah anak SD itu?
Anak pada dasarnya telah memiliki pembawaan secara kodrati dari kelahiran yang tidak dapat diubah oleh pengaruh lingkungan atau pendidikan. Sebagai mahluk individual, anak itu mempunyai karakteristik yang khas (unik) yang hanya dimiliki oleh dirinya sendiri. Sebagai mahluk sosial, anak memiliki sifat kooperatif dan dapat bekerjasama. Dan sebagai mahluk susila, anak didik itu memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, dam mampu membedakan hal yang baik dan hal yang buruk.
Setelah mengetahui siapakah anak SD itu baru di adakan inovasi pembelajaran yang sesuaikan dengan kondisi kebutuhan anak tersebut.
Untuk melakukan inovasi pembelajaran di SD seseorang seseorang perlu melaksanakan proses inovasi. Proses inovasi dimulai dari mengetahui adanya informasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, mengimplementasikan inovasi, dan akhirnya mengkonfirmasikan keputusan inovasi yang telah diambilnya.

Analisis Film 3 IDIOTS



A.     Nilai Utama  Film
Menurut saya film 3 IDIOTS memuat nilai-nilai pendidikan, persahabatan, dan perjuangan hidup. Film itu menekankan tentang pola pikir seseorang yang mampu merubah pandangan hidup orang-orang di sekitarnya.
B.     Implikasi Film Tersebut di Dalam Pembelajaran
1.      Pembelajaran bukan sebuah mesin yang selalu bekerja secara statis.
2.      Belajar untuk berani menerapkan teori-teori yang telah di pelajari.
3.      Belajar adalah memahami pengetahuan baru bukan menghafal isi buku.
4.      Belajar bukan untuk mencari nilai, tetapi untuk memperoleh pengetahuan.
5.      Belajar bukan untuk mengejar kesuksesan, tetapi untuk membesarkan jiwa.
6.      Belajar itu bukan untuk mengumpulkan ilmu, tetapi justru mempertajam cara memperoleh ilmu.
7.      Kejujuran salah satu proses dalam pembelajaran.
8.      Jangan mudah putus asa.
9.      Belajar dan bekerjalah sesuai dengan pilihanmu sendiri, maka engkau akan senang menjalaninya.
10.  Jangan pernah mengejar kesuksesan. Jadilah orang besar, jadilah orang besar maka kesuksesan akan mengejarmu.
C.     Kejelekan dari Film Tersebut
1.      Hidup adalah persaingan seperti layaknya seekor burung.
2.      Pembelajaran bersifat statis dan berorientasi pada hasil.
3.      Kekuasaan digunakan sebagai alat untuk menindas orang lain.
4.      Pemaksaan dalam menentukan perkuliahan.
5.      Berbohong demi keluarga.
6.      Pembelajaran adalah untuk mencari nilai tertinggi dan mendapatkan ijasah.
7.      Merasa dirinya paling hebat tanpa melihat orang-orang di sekitarnya.
8.      Menyepelekan kemampuan peserta didik.
9.      Guru hanya memberikan tekanan batin kepada peserta didiknya, bukan berfikir bagaimana cara agar peserta didiknya menjadi pintar.
10.  Mengambil keputusan terlalu cepat tanpa melihat akibat yang akan terjadi.